PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS), produsen makanan ringan sehat asal Indonesia yang telah menembus pasar internasional, membagikan rencana perusahaan pasca IPO yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, salah satunya memulai pembangunan pabrik baru. Acara groundbreaking pembangunan pabrik baru Tays Bakers di Sumedang akan diadakan pada bulan Januari 2022.
“Pembangunan pabrik ini merupakan salah satu dari strategi ekspansi perusahaan yang akan dijalankan dalam waktu dekat. Saat ini kami sedang dalam proses finalisasi spesifikasi teknis dari pabrik baru supaya pembangunannya bisa dimulai pada Januari mendatang,” kata Alexander Anwar, CEO Tays Bakers dalam keterangan resmi Jumat (10/12).
Pasca IPO, Tays Baker telah bergerak cepat untuk merealisasikan rencana-rencana strategis perusahaan sebagai upaya terus mendorong pertumbuhan perusahaan kedepan di industri makanan & minuman yang merupakan salah satu sektor andalan ekonomi Indonesia, sehingga dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham.
“Setelah menjadi perusahaan publik, kami berkomitmen untuk terus menjaga fundamental value perusahaan agar terus menguat dan memberikan long term value bagi para investor kami,” tambah Alexander Anwar.
Pabrik baru yang akan dibangun di Sumedang ini ditujukan untuk menambah kapasitas produksi TRICKS baked potato crisps yang merupakan produk andalan Tays Bakers. Saat ini, kapasitas pabrik untuk kategori biscuit & cracker sudah hampir mencapai 100% dengan 6.900 ton per tahun. Dengan pembangunan pabrik baru, maka kapasitas akan meningkat menjadi 200% – 250% menjadi sekitar 17.000 ton per tahun. Hal ini dimungkinkan karena pabrik baru nanti akan memakai mesin yg lebih efektif dan efisien dengan proses yang lebih terotomasi. Rencananya pabrik akan dibangun dalam 2 tahap, yaitu Tahap I pada Januari – Agustus 2022, kemudian dilanjutkan dengan Tahap II pada September – Desember 2022.
Potensi pasar industri makanan dan minuman masih sangat besar meskipun berada di masa pandemi Covid-19. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan industri ini akan bertumbuh 5% – 7% sementara pemerintah optimistis pertumbuhan industri pada tahun 2022 akan mampu menyentuh di angka 5% – 5,5% apabila tidak terjadi gelombang besar kasus Covid-19 di tanah air. Oleh karena itu, berbagai program dan kebijakan strategis yang mendukung laju kinerja sektor industri terus digulirkan guna menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Merespon hal tersebut, Alexander Anwar menyampaikan optimisme perusahaan terhadap pertumbuhan laba dan kinerja keuangan perusahaan. “Memang pada kuartal pertama 2021, kami sempat mengalami laba bersih negatif akibat pendemi, PSBB dan daya beli masyarakat saat itu. Namun, melihat kinerja perusahaan per bulan Juni 2021 dan kondisi pandemi yang masih berlangsung, kami memproyeksikan total pendapatan pada akhir tahun ini bisa naik hingga 10% dibandingkan tahun lalu, dengan margin Laba Bersih di atas 6% per tahun,” tutur Alex.
Sementara untuk proyeksi tahun 2022 dan seterusnya, perusahaan percaya bahwa pandemi Covid-19 akan dapat ditanggulangi dengan baik oleh pemerintah RI maupun di negara-negara tujuan ekspor perusahaan. Dengan adanya penambahan kapasitas produksi dan peluncuran produk-produk baru yang direncanakan dalam waktu dekat, perusahaan memperkirakan pertumbuhan pendapatan di kisaran 40% pada tahun 2022.
Article Source: Emitennews.com